Tuesday, January 20, 2009

JURNALISTIK

Apabila kita mendengar atau bahkan membaca kata jurnalistik, maka yang pertama kali terbayang dalam wajah kita adalah wartawan, reporter, pembawa acara atau mungkin kita teringat akan koran dan televisi yang kita baca dan kita tonton setiap hari.
Walaupun semua itu masih ada kaitannya dengan jurnalistik, akan tetapi fungsi dari masing -masing tidaklah sama. Wartawan dan reporter adalah orang yang meliput berita berita untuk dipublikasikan, pembawa acara adalah orang yang menyampaikan berbagai macam berita dan peristiwa yang telah dihimpun dan diliput oleh para wartawan atau reporter, sedangkan koran dan televisi merupakan media atau alat yang bisa menyampaikan segala peristiwa dan berita kepada masyarakat.
Secara umum, jurnalistik diartikan sebagai sebuah proses dimana berbagai opini atau pandangan serta peristiwa yang terjadi pada masyarakat baik yang berkaitan dengan ekonomi, budaya, hukum dan politik dikemas semenarik mungkin untuk kembali menjadi konsumsi publik. seperti yang telah diterangkan sebelumnya, kemasan itu bisa berupa media cetak seperti koran, majalah atau tabloid, juga melalui media elektronik seperti radio, televisi atau bahkan internet. Orang - orang yang terlibat dalam proses penyebaran, peliputan, produksi , penulisan dan yang lainnya sering dikenal dengan istilah pers.
Sejak runtuhnya pemerintahan orde baru yang otoriter, angin demokrasi berhembus segar bagi dunia pers yang setelah sekian lama mendapat tekanan dari rezim tersebut kini tumbuh dan berkembang pesat bak jamur dimusim penghujan. Hal ini tentu saja membawa dampak yang cukup signifikan terhadap kemajuan pola pikir bangsa Indonesia. Bukan sekedar memberi peluang untuk mengembangkan bakat dan potensi terhadap penguasaan arus informasi, tetapi juga membuka lapangan kerja yang luas dan penuh tantangan, tentu saja bagi orang -orang yang tertarik terhadap dunia jurnalistik.
Dunia pers mempunyai peranan penting terhadap perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat. Sajian informasi yang luas dan variatif diharapkan bisa menjadi pemberdayaan dan pendidikan bagi masyarakat selain tentu saja sebagai hiburan semata. Pemerintah juga diharapkan bisa menciptakan kontrol yang positif terhadap dunia pers agar informasi yang sampai pada masyarakat lebih seimbang dan dinamis tanpa menghilangkan hak-hak warga negara untuk berpendapat dan berbicara. Begitu juga pers, diharapkan menjadi kontrol terhadap kinerja pemerintah dan aparatur negara dalam penegakan iklim demokrasi, keadilan dan keterbukaan yang harmonis dan kondusif.